Guru dan Psikologi Penangkal Kenakalan Anak
http://www.kompasiana.com/AlfredhoDanatalAlcantara
REP | 21 February 2013 | 14:25Dibaca: 97 Komentar: 0 1 bermanfaat
Peran seorang Guru dalam membentuk kepribadian dan
kreatifitas Anak sangat berkaitan erat, setidaknya dalam hidupnya sejak
dari taman kanak-kanak hingga kuliah di Perguruan Tinggi, seorang anak
akan berhubungan langsung dengan para guru selama belasan bahkan puluhan
tahun lamanya. Jadi bagaimana mungkin peran seorang guru tidak menjadi
sesuatu hal yang mendapatkan prioritas lebih dari masyarakat untuk dapat
menangkal kenakalan Anak yang semakin hari semakin meresahkan kita.
Untuk menahan lajunya angka kasus-kasus kenakalan Anak maka peran aktif
para guru harus dioptimalkan. setidaknya dalam kehidupannya setiap hari,
seperempat atau setengahnya (5 – 8 jam) waktu seorang Anak akan
dihabiskannya bersama dengan para gurunya di sekolah, bahkan ada dan
bahkan banyak keakraban antara Anak dan gurunya berlanjut positif sampai
ke luar lingkungan sekolah. Seperti terjadi dalam tetralogi laskar
pelangi, bagaimana perjuangan seorang guru, hubungan sosialnya dengan
para muridnya telah membentuk para murid menjadi para anak tangguh,
berbudi, dan memiliki cita-cita tinggi, yang bahkan “kenakalan anak“
adalah sesuatu hal yang bahkan tidak pernah terlintas dalam benak
mereka, “kenakalan anak” yang indah,“kenakalan anak” karena layaknya
mobilitas seorang anak, “Kenakalan anak“ karena tingginya kreativitas
seorang anak, “kenakalan anak” yang berdiri di atas jembatan yang benar
dan lurus, “kenakalan anak” yang terarah,“kenakalan anak” yang tidak
melampaui batas, “kenakalan anak” yang bahkan telah menjadi inspirasi
bagi ratusan juta anak lainnya, “kenakalan anak” yang bukan “kenakalan
anak“. Kenakalan Anak merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik
seperti norma hukum maupun norma sosial. Menurut Paul Moedikdo, SH
kenakalan Anak adalah : Semua perbuatan yang dari orang dewasa
merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua
yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok
tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat. Semua
perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial. Adapun
gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah kepada
kenakalan Anak : Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya
sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat
menyebabkan kegoncangan emosi. Anak-anak yang sering menghindarkan
diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri
dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang
ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan
mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing. Anak-anak
yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang oleh
dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti ini
sering terbawa kepada kegoncangan emosi. Anak-anak yang mengalami
phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda dengan ketakutan
anal-anak normal. Anak-anak yang suka berbohong. Anak-anak yang
suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolah atau di
rumah. Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap
tidak baik terhadap mereka dan sengaja menghambat mereka. Anak-anak
yang tidak sanggup memusatkan perhatian. Kenakalan Anak dapat berakar
pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena
orangtua terlalu menyibukkan diri sedangkan kebutuhan yang lebih
mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatnya anak menjadi terlantar
dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian orangtua dengan
memberikan kesenangan materiil belum mampu menyentuh kemanusiaan anak.
Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda mahal dan bagus.
Menggantikannya berarti melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda
mati. Pengendalian Terhadap Kenakalan Anak Dalam mengatasi kenakalan
Anak yang paling dominan mengendalikan adalah dari keluarga, karena
merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Di dalam
menghadapi kenakalan anak pihak orang tua kehendaknya dapat mengambil
dua sikap bicara yaitu : 1. Sikap/cara yang bersifat preventif Yaitu
perbuatan/tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk
menjauhkan si anak daripada perbuatan buruk atau dari lingkungan
pergaulan yang buruk. Dalam hat sikap yang bersifat preventif, pihak
orang tua dapat memberikan/mengadakan tindakan sebagai berikut :
menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak. memberikan
pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu. pencurahan kasih
sayang dari kedua orang tua terhadap anak. menjaga agar tetap
terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan berguna.
Penyaluran bakat si anak ke arab pekerjaan yang berguna dan produktif,
supaya kepribadian dan kreatifitas anak terasah. Rekreasi yang sehat
sesuai dengan kebutuhan jiwa anak. Pengawasan atas lingkungan
pergaulan anak sebaik-baiknya. 2. Sikap/cara yang bersifat represif
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan
sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti
menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam
diskusi yang khusus mengenai masalah perlindungan anak-anak. Selain itu
pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan
hendaknya mengambil sikap sebagai berikut : Mengadakan introspeksi
sepenuhnya akan kealpaan yang telah diperbuatnya sehingga menyebabkan
anak terjerumus dalam kenakalan anak. Memahami sepenuhnya akan latar
belakang daripada masalah kenakalan yang menimpa anaknya. Meminta
bantuan para ahli (psikolog atau petugas sosial) di dalam mengawasi
perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu. Membuat
catatan perkembangan pribadi anak sehari-hari. Cara Mengatasi Kenakalan
Anak Adapun berikut ini kiat-kiat yang dapat dilakukan oleh orang tua
atau pendidik untuk mengembangkan kepribadian dan kretivitas anak dalam
mengatasi kenakalan anak, yaitu : Bentuklah pengalaman belajar
sesuai rasa ingin tahu alamiah anak, dengan menghadapkan masalah-masalah
yang relevan dengan kebutuhan, tujuan dan minat anak.
Perkenenkanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan belajar. Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang
menuntut peran serta secara aktif pada anak dan kembangkanlah kemampuan
yang perlu untuk itu. Usahakan agar program belajar cukup luwes
untuk mendorong siswa atau anak didik melakukan penyelidikan, percobaan
(eksperimental) dan penemuan sendiri. Bertindaklah lebih sebagai
sumber belajar dari pada sebagai penyampai informasi, serta jangan
paksakan pengetahuan yang belum siap diterima anak. Dorong dan
hargailah inisiatif dan rasa ingin tahu anak terhadap sesuatu.
Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya. Tentu
saja selama tidak berbahaya dan membahayakan. Hendaklah tidak lupa
menghargai dan memuji usaha-usaha baik dari anak. Penerapan cara-cara
tersebut tentu saja akan dirasakan sangat penting, apabila kita dapat
memahami dunia anak yang diwujudkan oleh anak melalui kenakalan anak
pada dasarnya hanya untuk menunjukkan kepribadian dan pengembangan
kreativitas anak sebagai bentuk perhatrian dan imajinasinya. Demikian
artikel tentang kenakalan anak, semoga menambah wawasan kita tentang
kenakalan anak dan senantiasa mampu mengatasi kenakalan anak kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar